Selasa, 06 Juli 2010

Badai Matahari 2012 Bukan Penyebab Kiamat

Tingkat bahaya badai matahari pada 2012 akan tergantung dari kompleksitas saat itu. Yang patut diwaspadai adalah ledakan matahari itu mengarah ke bumi atau tidak.

Kepala Sains Atmosfer LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Thomas Djamaluddin mengatakan ledakan matahari bisa terjadi kapan saja sepanjang siklus matahari. Puncak dari siklus itu akan terjadi pada 2012 dan 2013, tapi tidak akan membuat bumi kiamat.

“Isu kiamat di 2012 tidak punya dasar ilmiah. Menurut saya ini sungguh tidak masuk akal,” katanya saat dihubungi INILAH.COM dari Jakarta . Thomas memberikan alasan aktivitas matahari terjadi dalam periode 11 tahun.

Badai sudah terjadi di 1989-1991, 2000-2003 dan 2012-2014. Pada 1989 bintik matahari tercatat sebanyak 120, kemudian tahun selanjutnya 75 dan kemungkinan besar juga akan terjadi penurunan pada siklus ini. Jumlah itu berhubungan dengan perilaku matahari. Namun sampai saat ini belum ada yang bisa menjelaskan mengapa terjadi perubahan jumlah bintiknya.

“Matahari itu bukan bola padat melainkan bola plasma. Kalau sederhananya, bola gas di mana terjadi aktivitas magnetik yang saling tarik menarik. Nah gaya yang terjadi selalu berubah-ubah berdasarkan rotasi matahari,” katanya.

“Pada saat tertentu, medan magnet mencapai titik yang tinggi sehingga menimbulkan ledakan. Nah, ledakan yang mengarah ke bumi itu disebut sebagai matahari. Badai ini mengganggu aliran magnetik, ion atmosfir dan sebagainya,” ulasnya.

Thomas menyatakan, tingkat bahaya badai matahari tergantung dari kompleksitas pada saat itu. Yang patut diwaspadai adalah ledakan matahari itu mengarah bumi atau tidak. Seperti pada badai besar di November 2003, tidak berdampak besar karena tidak mengarah ke bumi.

“Kita tidak bisa mengetahui jauh-jauh hari, biasanya beberapa saat sebelum ledakan baru bisa diketahui mengarah ke bumi atau tidak. Ada jeda waktu antara ledakan sampai dampak ke badai matahari. Saat ini belum bisa diketahui karena medan elektromagnetiknya masih lemah. Baru bisa diketahui pada saat puncak siklus,” katanya.

Thomas menegaskan badai itu tidak berdampak langsung pada masyarakat. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa ada dampak langsung pada manusia akibat badai matahari ini.

Lalu apakah RI yang di ekuator rawan badai matahari? Thomas menyebut dampak paling besar dirasakan oleh negara yang posisi lintangnya tinggi seperti Amerika, Kanada, Rusia dan Eropa.

“Kalau ekuator, seperti Indonesia secara umum tentu saja aman. Karena partikel partikel muatan masuk melalui daerah kutub. Sehingga semakin jauh dari kutub tentu saja semakin tidak terkena dampak badai matahari ini,” tandasnya.

Untuk mengetahui badai matahari itu Thomas menyatakan diamati melalui Solar Patrol atau Patroli Matahari. Mereka mengamati matahari dengan menggunakan teleskop dengan filter khusus. Pengamatan itu untuk mengetahui panjang gelombang. Selain itu satelit juga bisa setiap saat melihat ledakan.

“Astronomi IPB (Institut Pertanian Bogor) pernah meneliti mengenai perilaku aktivitas matahari dan dampak yang terjadi. Kalau LAPAN meneliti bagaimana aktivitas matahari mempengaruhi komunikasi, navigasi, iklim dan lain lain,” katanya.Dampak Badai Matahari

Partikel berenergi tinggi yang ikut terlontar menyusup masuk bumi mengikuti arah medan magnet bumi dari kutub utara dan menyebar memasuki atmosfer.

Pengaruh badai pada:
  • Kendali ketinggian magnetik satelit
  • Kerja komputer atau memori komputer ngadat
  • Radiasi penumpang pesawat terbang
  • Komunikasi frekuensi tinggi yang biasa digunakan militer dan pesawat terbang
  • Keselamatan radiasi astronot
  • Transmisi dan penerimaan sinyal GPS
  • Jaringan listrik
  • Satelit komunikasi dan kabel bawah tanah

Contoh kerugian ekonomi:
  • Badai matahari pada Maret 1989 merusak dua pembangkit listrik besar, Hydro Quebec di Kanada dan PSE&G di New Jersey, yang diperkirakan mengalami kerugian langsung sebesar US$ 30 juta. Hydro Quebec menghabiskan US$ 1,2 miliar untuk memasang alat pencegah induksi badai.
  • Perkiraan klaim asuransi satelit yang terkena dampak langsung atau tidak langsung karena badai ini mencapai US$ 500 juta selama 1994-1999.
  • Pada 2000, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memperkirakan gangguan pada satelit pemerintah karena badai ini senilai US$ 100 juta per tahun.
  • Badai pada 1994 dan 1997 menyebabkan penggantian tiga satelit komunikasi senilai US$ 600 juta.
  • Rute pesawat di kutub utara sering dibelokkan ke ketinggian yang lebih rendah untuk mencegah putusnya komunikasi radio dan menghindari ancaman radiasi terhadap manusia selama badai. Setiap pesawat harus mengeluarkan US$ 100 ribu untuk menambah bahan bakar, kru, dan pendaratan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar